Black Orchid

Black Orchid

Kamis, 04 November 2010

Perbedaan Raflesia arnoldi dan Bunga Bangkai

Rafflesia arnoldii
Merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Tumbuhan ini endemik di Pulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini.
Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya, terancam statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat. Di Pulau Jawa tumbuh hanya satu jenis patma parasit, Rafflesia patma.Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma.Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga. Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Presentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi.

Bunga Bangkai
Disebut juga suweg raksasa atau batang krebuit (nama lokal untuk fase vegetatif), Amorphophallus titanum., merupakan tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) endemik dari Sumatera, Indonesia, yang dikenal sebagai tumbuhan dengan bunga (majemuk) terbesar di dunia, meskipun catatan menyebutkan bahwa kerabatnya, A. gigas (juga endemik dari Sumatera) dapat menghasilkan bunga setinggi 5m.Namanya berasal dari bunganya yang mengeluarkan bau seperti bangkai yang membusuk, yang dimaksudkan sebenarnya untuk mengundang kumbang dan lalat penyerbuk bagi bunganya. Di alam tumbuhan ini hidup di daerah hutan hujan basah. Bunga bangkai adalah bunga resmi bagi Provinsi Bengkulu.Tumbuhan ini memiliki dua fase dalam kehidupannya yang muncul secara bergantian, fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semunya. Tingginya 4dapat mencapai 6m. Setelah beberapa waktu (tahun), organ vegetatif ini layu dan umbinya dorman.Apabila cadangan makanan di umbi mencukupi dan lingkungan mendukung, bunga majemuknya akan muncul.Bunganya sangat besar dan tinggi, berbentuk seperti lingga (sebenarnya adalah tongkol atau spadix) yang dikelilingi oleh seludang bunga yang juga berukuran besar. Bunganya berumah satu dan protogini: bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri.
Sumber :http://apakabardunia.com/post/tahukah-kamu/perbedaan-bunga-bangkai-dan-bunga-raflesia-arnoldi

Endemik dan Kosmopolit serta penyebarannya

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Ekologi sebagi cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya dewasa ini memiliki peranan penting bagi suatu lingkungan. Di dalam suatu lingkungan umumnya kita mendapatkan suatu tumbuhan yang hanya tumbuh di satu tempat dan tidak ditemukan di daerah lain hal ini disebut endemik yang berarti hanya terdapat di satu tempat dan penyebarannya terbatas. Terkadang kita juga menemukan satu jenis tumbuhan yang sering sekali kita jumpai tidak hanya dalam satu tempat saja hal ini disebut kosmopolit.
Ada bebeberapa hal yang mempengaruhi bagaimana suatu penyebaran makhluk hidup. Faktor-faktor lingkungan seperti suhu, curah hujan, jenis tanah dan topografi sangat mempengaruhi pola distribusi dari suatu makhluk hidup. Adannya faktor – faktor inilah yang menyebakan banyak tumbuhan maupun hewan memiliki biota alam yang berbeda. Misalnya saja tumbuhan lumut. Tumbuhan lumut banyak diketemukan didaerah tundra meskipun begitu lumut juga banyak diketemukan di bioma lain hal ini karena lumut bersifat kosmopolit. Berbeda dengan tumbuhan anggrek, anggrek merupakan tumbuhan yang membutuhkan sedikit cahaya matahari dengan temperature tersendiri. Olah karena itulah, kita banyak menemui tumbuhan anggrek di bioma hutan hujan tropis.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang dapat kami susun adalah sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud dengan jenis endemik dan kosmopolit ?
2.      Bagimanakah penyebaran dari jenis endemik dan kosmopolit ?
1.3  Tujuan Masalah
Dalam rumusan masalah di atas terdapat beberapa tujuan dan manfaat diantaranya :
1.      Memahami apakah yang dimaksud dengan jenis endemik dan kosmopolit.
2.      Mengetahui bagaimana penyebaran dari jenis endemik dan kosmopolit.















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jenis Endemik dan Kosmopolit
            Endemik adalah Endemisme dalam ekologi adalah gejala yang dialami oleh organisme untuk menjadi unik pada satu lokasi geografi tertentu, seperti pulau, lungkang (niche), negara, atau zona ekologi tertentu. Untuk dapat dikatakan endemik suatu organisme harus ditemukan hanya di suatu tempat dan tidak ditemukan di tempat lain( Anonymous, 2010 )
Menurut pakar biologi dan ekologi, endemik atau endemis berarti eksklusif asli pada suatu tempat (biota). Suatu jenis tumbuhan dikatakan endemik apabila keberadaannya unik di suatu wilayah dan tidak ditemukan di wilayah lain secara alami. Istilah ini biasanya diterapkan pada unit geografi suatu pulau atau kelompok pulau, tetapi kadang - kadang dapat berupa negara, tipe habitat atau wilayah. Tumbuhan yang hidup pada suatu kepulauan cenderung berkembang menjadi tipe atau jenis endemik karena isolasi geografi. Jenis endemik adalah jenis yang ditemukan secara eksklusif pada suatu lokasi yang memiliki sifat-sifat spesifik, misalnya tanah serpentin ( tanah yang morfologinya berasal dari batuan ). Sedangkan jenis kosmopolit merupakan kebalikan dari jenis endemik. Artinya dapat ditemukan di tempat luas. Istilah endemik biasanya digunakan untuk daerah yang secara geografi terisolasi. Sementara kosmopolit adalah terdapat diberbagai tempat. 
Endemik dan kosmopolit dalam ekologi erat kaitannya dengan flora dan fauna. Khusus di ekologi tumbuhan berkaitan erat dengan flora. Banyak yang telah mengenal tumbuhan endemik dan kosmopolit yang berada di Indonesia.
Tumbuhan endemik adalah merupakan tumbuhan yang penyebarannya terbatas di wilayah yang tidak terlalu luas, yang disebabkan oleh kondisi lingkungan setempat. Terdapat macam-macam tumbuhan endemik, antara lain :
-       Tumbuhan endemik benua( ruang lingkup yang hanya terdapat di suatu benua)
-         Tumbuhan endemik regional ( ditemukan dalam sub regional saja )
-         Tumbuhan endemik lokal atau setempat ( hanya terdapat disuatu tempat saja misalnya di Indonesia Bunga Raflesia arnoldi )
Tumbuhan endemik adalah tumbuhan yang daerah distribusinya sempit atau hanya terdapat di daerah tertentu, contohnya Cendana dan Raflesia arnoldi. Sementara tumbuhan kosmopolit merupakan kelompok tumbuhan yang penyebarannya diseluruh dunia. Tumbuhan kosmopolit ada tumbuhan yang daerah distribusinya luas atau terdapat dimana-mana. Contohnya rumput dan lumut.

2.1 Penyebaran Jenis Endemik dan Kosmopolit
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persebaran jenis endemik dan kosmopolit. Seperti keadaan iklim yang mencakup curah hujan, suhu, jenis tanah dan topografi. Curah hujan merupakan komponen iklim yang penting bagi sebagian besar organisme, terutama tumbuhan. Daerah tropis mempunyai curah hujan dan suhu udara yang tinggi sehingga memiliki lebih banyak spesies tumbuhan dan hewan dari pada daerah iklim sedang atau lainnya. Pada ekosistem laut, pembentukan komunitas dipengaruhi oleh faktor suhu, air, cahaya matahari, salinitas, tekanan air dan bentuk dasar laut. Iklim merupakan faktor utama yang menentukan tipe tanah maupun spesies tumbuhan yang tumbuh di daerah tersebut. Sebaliknya, jenis tumbuhan yang ada menentukan jenis hewan dan mikroorganisme yang akan menghuni daerah tersebut.
Pada dasarnya iklim tergantung pada matahari. Matahari bertanggung jawab tidak hanya untuk intensitas cahaya yang tersedia untuk proses fotosintesis, tetapi juga untuk temperatur umumnya. Iklim tropis yang menerima cahaya matahari secara vertikal selama setahun penuh, mempunyai temperatur yang tingginya hampir tetap. Di daerah-daerah lainnya secara kasar temperatur berbeda-beda dalam kuatitas dan intensitas cahaya matahari pada musim yang berbeda. Temperatur di suatu daerah menentukan batas-batas yang keras terhadap jenis-jenis organisme yang dapat hidup di daerah tersebut. Karena temperatur berubah-ubah baik di daerah ketinggian (altituda) maupun garis lintang (latituda), maka daerah pegunungan cenderung menunjukan suatu variasi ketinggian dalam vegetasi dari dasar ke puncak yang serupa, seperti yang tampak bila mengadakan perjalanan pergi jauh ke arah utara (kutub utara) atau ke arah selatan (kutub selatan) dari equator.
Komponen lain yang dapat menentukan organisme apa yang dapat hidup di suatu daerah adalah kelembaban. Udara yang hangat menahan/ menyimpan kelembaban lebih banyak dari pada udara dingin, dan pada saat udara menjadi dingin beberapa dari kelembaban dapat memadat sebagai air hujan, salju atau embun. Udara yang di panas di equator akan naik atau mengembang atau menyebar luas dan menjadi dingin pada saat naik lebih tinggi di atmosfer. Hal ini membuat udara dingin melepaskan beberapa kelembabannya dan menghsilkan hujan tropis. Udara bergerak terus dan akhirnya turun masuk tanah lagi menjadi lebih hangat dan mengumpulkan lebih banyak kelembaban.
Penurunan dari udara kering ini dapat menciptakan gurun yang luas di dunia. Lebih jauh ke utara dan ke selatan digaris lintang iklim sedang. Curah hujan yang banyak diperlukan untuk mendukung pertumbuhan pohon-pohon yang besar, sedangkan curah hujan yang lebih sedikit membantu komunitas yang di dominasi oleh pohon-pohon yang lebih pendek, semak, belukar, rumput dan akhirnya kaktus atau tumbuhan gurun lainnya. Dalam keadaan yang ekstrem, kekurangan curah hujan mengakibatkan tidak ada tumbuhan sama sekali di daerah tersebut. Makin tinggi curah hujan dan temperatur di suatu daerah (tanah), makin banyak dan makin besar jumlah tumbuhan yang didukungnya. Dengan demikian iklim merupakan salah satu faktor utama terbentuknya daerah-daerah persebaran bagi tumbuhan – tumbuhan epifit dan kosmopolit.    
Keadaan dari iklim inilah menciptakan suatu lingkungan terestrial yang cenderung berubah dalam suatu pola karakteristik. Perubahan ini terjadi bertahap dan akhirnya membentuk zona – zona tertentu dan tersendiri, yang masing – masing zona membentuk bioma. Bioma dapat diartikan sebagai macam komunitas utama yang terdapat pada suatu daerah yang dapat dikenal berdasarkan kenampakannya. Di dalam suatu bioma terdapat jenis – jenis dari tumbuhan endemik dan kosmopolit yang mewarnai keaneka ragaman dalam suatu bioma. Ada berbagai bioma di dunia yaitu bioma gurun, sabana, hutan hujan tropis, hutan gugur dan savana.
a)      Bioma Gurun
Bioma gurun dicirikan dengan kondisi iklim musim kering yang sangat ekstrim dengan suhu udara yang tinggi. Bioma gurun ini tersebar di Amerika Utara yang disebut praire, di Asia disebut steppa, Amerika Selatan disebut pampas, dan Afrika Selatan disebut veld. Sesuai dengan kondisi alamnya, maka tidak semua jenis vegetasi bisa tumbuh di gurun. Jenis vegetasi yang bisa bertahan hidup di daerah gurun antara lain adalah kaktus, liliaceae, aloe, Kaktus saguora, dan cholla.

b)      Bioma Sabana
Bioma sabana adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan. Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu sabana murni dan sabana campuran.

- Sabana murni : bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri
atas satu jenis tumbuhan saja.
- Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari
campuran berjenis-jenis pohon.

c)      Bioma Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan merupakan bioma paling kompleks, jumlah dan jenis vegetasinya sangat banyak dan bervariasi, keadaan itu disebabkan oleh iklim mikro ( iklim yang sesuai untuk tumbuh tanaman ) yang sangat sesuai bagi kehidupan berbagai jenis tumbuhan. Iklim hutan hujan tropis dicirikan dengan musim hujan yang panjang, suhu udara, dan kelembapan udara tinggi. Terdapat beberapa lapisan vegetasi dalam hutan hujan, yaitu sebagai berikut:
a) Lapisan vegetasi yang tingginya mencapai 35-42 m, dan daunnya merupakan ”kanopi” (payung) bagi vegetasi dibawahnya.
b) Lapisan tertutup kanopi dengan ketinggian vegetasi berkisar 20-35 m, pada lapisan ini sinar matahari masih bias menembus.
c) Lapisan tertutup kanopi berkisar 4–20 m, merupakan daerah kelembapan udara relatif konstan.
d) Lapisan vegetasi dengan ketinggian berkisar 1-4 m.
e) Lapisan vegetasi dengan ketinggian antara 0-1 m, berupa anakan pohon serta semak belukar.
Bioma hutan hujan tropis tersebar di daerah antara 10º LU dan 10º LS, termasuk di dalamnya Hutan Amazon (Amerika Tengah), Afrika Barat, Madagaskar Timur, Asia Selatan (Indonesia dan Malaysia), dan Australia.
d)      Bioma Hutan Gugur
Ciri khas dari bioma ini adalah warna daun yang berwarna oranye keemasan. Hal ini disebabkan karena pendeknya hari sehingga merangsang tanaman menarik klorofil dari daun sehingga diisi pigment lain. Jenis vegetasi yang tumbuh adalah quercus (oak), acer (maple), castanea dan lain-lain. Tersebar di Eropa Barat, Eropa Tengah, Asia Timur (Korea dan Jepang) dan Timur Laut Amerika. Vegetasi jenis ini hanya dapat ditemui di Benua Eropa serta Asia Timur, karena vegetasi ini hidup pada kawasan subtropis dengan iklim semi selama enam bulan serta mengalami musim gugur saat musim kering sampai musim dingin.
e)      Bioma Savana
Bioma savana beriklim asosiasi antara iklim tropis basah dan iklim kering yang terbentang dari kawasan tropika sampai subtropik. Daerah tropika sampai subtropika dengan curah hujan yang tidak teratur menyebabkan tanah di daerah tersebut mempunyai tingkat kesuburan sangat rendah. Vegetasi yang tumbuh adalah rumput-rumputan, seperti gramineae jenis rumput yang hidup sepanjang tahun dengan ketinggian rumput mencapai 2,5 m lebih. Bioma ini tersebar di Afrika Timur, Amerika Tengah, Australia, dan Asia Timur.
Indonesia memiliki 2 bioma yaitu bioma hutan hujan tropis dan savanna. Dimana banyak terdapat tumbuhan endemik dan kosmopolit. Di bioma hutan hujan tropis sendiri banyak di ketemukan tumbuhan endemik yang hanya dapat tumbuh di Indonsia misalnya saja:
1. Bunga bangkai (Amorphophalus titanum) di Sumatera
2. Rafflesia arnoldi di Sumatra
3. Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) di Kalimantan
4. Kayu Eboni (Diospyros sp) di Sulawesi
5. Kayu Cendana (Santalum album) di Nusa Tenggara
6. Sagu (Metroxylon sagu) di Papua
7. Matoa (Pometia pinnata)
 8. Rafflesia borneensis di Kalimantan
9. Rafflesia cilliata di Kalimantan Timur
10. Rafflesia horsfilldii di Jawa
11. Rafflesia patma di Nusa Kambangan dan Pangandaran
12. Sawo Kecik (Manilkara Kauki) Di Jawa
13. Bambu manggong (Gigantochloa manggong) di Jawa
14. Ketapang (Terminalia cattapa)
Saat ini, jumlah tumbuhan endemik di Indonesia khususnya telah mengalami kepunahan maka dari itu perlu dilakukan beberapa cara seperti melakukan perlindungan – perlindungan pada tanaman endemik. Beberapa cara tersebut adalah :
1.      Mendirikan cagar alam untuk melindungi tumbuhan endemik
2.      Penguatan upaya pemerintah melindungi tumbuhan endemik
3.      Memperbanyak spesies tumbuhan endemik misalnya dengan cara kultur jaringan
4.      Sosialisasi pada masyarakat akan pentingnya melindungi tumbuhan endemik



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Endemik atau endemis berarti eksklusif asli pada suatu tempat (biota). Suatu jenis tumbuhan dikatakan endemik apabila keberadaannya unik di suatu wilayah dan tidak ditemukan di wilayah lain secara alami. Kebalikan dari endemik adalah kosmopolit yang berarti dapat ditemukan di tempat luas. Jenis endemik adalah jenis yang ditemukan secara eksklusif pada suatu lokasi yang memiliki sifat-sifat spesifik, misalnya tanah serpentin. Sedangkan jenis kosmopolit merupakan kebalikan dari jenis endemik. Artinya dapat ditemukan di tempat luas.
Tumbuhan endemik adalah tumbuhan yang daerah distribusinya sempit atau hanya terdapat di daerah tertentu, contohnya Cendana dan Raflesia arnoldi.. Tumbuhan kosmopolit adalah tumbuhan yang daerah distribusinya luas atau terdapat dimana-mana. Contohnya rumput dan lumut. Beberapa hal yang menyebabkan penyebaran jenis endemik adalah cuaca, keadaan tanah, curah hujan dan kelembapan.
3.2 Saran
            Dengan membaca makalah ini, pembaca disarankan agar bisa mengambil manfaat tentang jenis endemik dan kosmopolit yang ada di biosfer serta bagaimana penyebaran yang dilakukan dari tumbuhan endemik dan kosmopolit sehingga dapat memberikan wawasan kepada pembaca. Serta dengan membaca makalah ini diharapkan pembaca menyadari akan pentingnya untuk menjaga tumbuhan – tumbuhan endemik yang hamper punah.

           
DAFTAR PUSTAKA

( diakses 17 Oktober 2010 )
( 17 Oktober 2010 )
 ( 17 Oktober 2010 )
( 23 Oktober 2010 )
Anonymous. 2010. http://riyn.multiply.com/journal/item/15
( 23 Oktober 2010 )
Pratiwi, D.A dkk. 2007. Biologi SMA. Erlangga: Jakarta